Jumat, 19 Desember 2008

MANFAAT OUT WARD BOUND




Yup belakangan ini, banyak perusahaan yang nggak segan-segan mengeluarkan dana ekstra untuk 'mengirim karyawannya ke tempat-tempat terpencil seperti ke daerah pegunungan. Buat rekreasi? Wah, jelas bukan. Tujuannya justru buat belajar. Tapi jangan ngebayangin bahwa belajarnya, tuh, dalam suasana formal, dengan sederetan kursi dan pengajar yang sibuk cuap-cuap di depan kelas.

Sebaliknya, metode yang digunakan malah fun banget. Lokasinya saja, biasanya berada diluar ruangan alias outdoor. Nggak heran, kalau metode belajar yang dilakukan juga lebih bersifat petualangan dan permainan. Bahkan seringkali ada peserta yang nggak sadar, bahwa mereka sebenarnya sedang 'dididik'. Kegiatan semacam ini punya banyak nama. Ada yang menyebutnya company outing, adventure education, motivation training, outbound, dan lainnya. Pasti pernah denger kan….
AwalnyaMenurut Iwan Riswandi, programmer dan intructor di Pelopor Adventure Camp, metode pelatihan dengan memanfaatkan tantangan dialam terbuka awalnya diperkernalkan pada tahun 1941 oleh Kurt Hahn, tokoh pendidikan berkebangsaan jerman. Saat itu, hahn prihatin melihat pelaut-pelaut muda (junior) di Inggris yang produktivitas maupun mentalnya kalah jauh dengan pelaut yang sudah senior. Bila kondisi tersebut terus dibiarkan, tentu efeknya kurang baik. Selain butuh waktu lama untuk 'menciptakan' pelaut andal, proses regenerasi akan berjalan lambat. Nah, untuk mengatasi persoalan tadi, Hahn membuat konsep outward bound. Dalam konsep ini, Hahn mengembangkan sebuah program pelatihan sebagai medium bagi pelaut junior agar mereka dapat belajar mengenali potensi diri masing-masing. Pelatihan dilakukan dengan memberi studi kasus dan simulasi atas berbagai permasalahan yang kerap terjadi pada kehidupan sehari-hari. Hasilnya? Kualitas SDM terbukti mengalami peningkatan.
Melihat kesuksesan tersebut, akhirnya konsep outward bound pun berkembang diseluruh dunia termasuk Indonesia. Di tahun 1990, pemegang lisensi Resmi outwrd Bound® International buka cabang disini, disusul dengan perusahaan-perusahaan lain yang menawarkan jasa serupa. Untuk memudahkan pelafalan, masyarakat kerap menyebutnya sebagai outbound.
Kenapa di luar ruangan"Meski nggak harus, mayoritas outbound memang dilakukan diruang terbuka. Karena metode yang digunakan pada outbound adalah experiential learning, yaitu belajar dari pengalaman. Metode ini akan lebih efektif kalau peserta langsung praktek. Pasalnya, retensi (masa daya ingat) akan lebih panjang disbanding kalau peserta sekadar belajar teori di dalam kelas. Sempitnya ruang kelas juga membatasi aktivitas," jelas Iwan.
Lagipula, menurut Salman M. Noer, konsultan Sal and Zhem Connection, pendekatan dengan aktivitas outdoor dianggap lebih bisa mengakomodasi metode pembelajaran orang dewasa (adult learning). Orang dewasa kurang menyukai suasana formal, karena hanya menghambat proses berpikir.
"Sebaliknya, orang dewasa justru akan mengalami kemajuan bila dihadapkan pada masalah-masalah nyata. Dengan begitu, kemampuan problem solving pun akan terasah. Suasana santai juga memungkinkan terciptanya ide-ide segar," ujar Salman. "Permainan yang disajikan dalam outbound memang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bukan hanya psikomotorik (fisik) peserta yang 'tersentuh' Tapi, juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir). Karenanya, perusahaan yang menyediakan jasa outbound biasanya memakai bantuan psikolog saat menyusun program dan kurikulum." Lanjut Iwan.
Segudang manfaatSekilas, outbound memang terkesan sebagai aktivitas santai-santai belaka. Gimana nggak? Abis aktivitasnya hanya berkutat diseputar permainan yang seru dan menyenangkan. Dilakukannya pun dalam suasana santai. Namun, jangan remehkan kegiatan satu ini. Soalnya, dibalik imej santai dan senang-senang, ada segudang manfaat outbound tuh.
Salah satunya, bisa mempererat kekompakan antar karyawan. tahu sendiri, hampir semua kegiatan outbound selalu dilakukan secara berkelompok. Untuk bisa menyelesaikan suatu tantangan, diperlukan banget, tuh, yang namanya kerja tim. Dengan terciptanya semangat kerjasama dan perasaan senasib sepenanggungan, maka solidaritas akan muncul dengan sendirinya. "outbound juga bisa menghilangkan gap antara karyawan lama dengan karyawan baru yang sering terjadi. Kalau senior beserta junior berada disatu tim, mau nggak mau mereka 'dipaksa' melakukan segalanya bersama-sama. Yang tadinya mungkin di kantor hanya sekedar tahu nama, setelah outbound mereka akan lebih akrab," jelas Salman.
Beragam tingkat kesulitan dalam permainan juga dapat membangun sikap pantang menyerah dan menumbuhkan rasa pede dalam diri peserta, terutama saat mereka berhasil menyelesaikan permainan. Keberanian dalam menghadapi tantangan dan mengambil resiko pun akan terbangun selama peserta mengikuti outbound.
"manfaat lainnya, outbound dapat mengasah kemampuan bersosialisasi. Pasalnya, saat bergabung dalam sebuah tim, peserta akan bertemu dan bekerjasama dengan orang-orang yang mungkin memiliki kepribadian berbeda dengan dirinya. Kondisi tersebut akan menjadikan peserta lebih menghargai perbedaan disekitarnya," jelas Salman.
Selain semua yang disebutkan diatas, masih banyak lagi manfaat mengikuti outbound, diantaranya :
Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain.
Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri.
Menumbuhkan empati.
Melahirkan semangat kompetisi yang sehat.
Meningkatkan jiwa kepemimpinan.
Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala
Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat.
Membangun rasa percaya diri.
Meningkatkan rasa kebutuhan akan pentingnya kerja tim untuk mencapai sasaran secara optimal
Investasi jangka panjang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar