Jumat, 19 Desember 2008

BIAYA BIAYA




Biaya yang akan timbul atas penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini didasarkan atas jumlah peserta serta jenis fasilitas yang dipilih, akan tetapi kami juaga menyediakan paket-paket harga yang dapat dipilih oleh klien yaitu:

1. Alpine Pack: Rp. 250.000,- Per Orang.Fasilitas :Peserta Minimal 30 Orang,Instruktur,Low Game, Middle Game & High Rope, Eksplorasi Indoor/Outdoor,Tim Medis, Retribusi Tempat, Kaos, Slayer, Asuransi, Sertifikat, durasi Waktu Maksimal 3 X 5 Jam, Menginap ( dengan tenda)

2. Everest Pack: Rp. 500.000,- Per Orang.Fasilitas: Peserta Minimal 30 Orang, instruktur, low game, middle game & high rope, eksplorasi indoor/outdoor, tim medis, kaos, slayer,topi rimba, asuransi, sertifikat, durasi waktu maksimal 3 X 8 Jam, solo camp

3. Excellent Pack: Rp. 1.000.000,- Per Orang.Fasilitas:Peserta minimal 30 orang, instruktur, middle game & high rope (walking on the fire) , ESQ, eksplorasi indoor/outdoor,tim medis, tempat penginapan, kaos, slayer, topi rimba, asuransi, sertifikat, durasi waktu maksimal 3 X 8 Jam, penginapan

4. Paket khusus untuk pelajar minimal 100 orang. cuma rp.50.000 per orang. outbound selama 6 jam, tanpa fasilitas.

5. Paket Airsoft gun. Untuk anda yang hanya ingin ber-airsoftgun ria. Bisa menghubungi kami. Hanya dengan Rp 75.000/orang anda sudah bisa merasakan adrenalin yang luar biasa dengan berairsoftgun. Cocok untuk anda yang ingin mengisi sela-sela meeting atau rapat atau kegiatan santai lainnya. Peserta minimal 30 orang. Tanpa fasilitas. Safety 100% terjamin

Tapi tunggu dulu. Semua biaya di atas bisa diatur dan banyak diskonnya kok. Apalagi kalo peserta lebih dari 50 orang. Makanya segera hubungi kami di executive_adv@yahoo.com atau yudho (0341-7027933 atau 081233342777)

MANFAAT PELATIHAN ALAM TERBUKA




Ide pendidikan di alam terbuka dengan metode "belajar dari pengalaman" (experiental learning) sebenarnya sudah dikenal sejak zaman dulu. Filsuf Yunani, Aristoteles, pernah mengatakan pentingnya belajar dari pengalaman. Ia memberi petuah manjur, "Apa yang harus kita pelajari, kita pelajari sambil melakukannya.(What we have to learn to do, we learn bydoing)" Wien Soehardjo, salah seorang pehobi petualangan di alam terbuka menjelaskan bahwa ahli psikologi pendidikan Harvard, Howard Gardner telah mengidentifikasi perbedaan antara pendidikan sekolah dan pendidikan di luar ruang (outdoor education). Yang pertama tadi biasanya disebut scholastic knowledge. Pendidikan model ini sudah dibatasi secara ketat oleh "setting" sekolahan. "Setting ini cenderung teoretis," tegas Wien.
Di sisi lain, belajar di luar ruang lebih mengedepankan metode connected knowing (menghubungkan antara pengetahuan dengan dunia nyata). Di sini, pendidikan dianggap sebagai bagian integral dari sebuah kehidupan.

Wien yang juga instruktur belajar dari pengalaman mengatakan bahwa konsep belajar di luar ruang sama sekali berbeda dengan proses belajar-mengajar di dalam kelas. Belajar di alam memakai seluruh lingkungan peserta belajar sebagai sumber pengetahuan, dalam konteks belajar. Artinya, interaksi dalam proses belajar-mengajar pada pendidikan alam terbuka mempertemukan ide-ide atau gagasan dari setiap individu sebagai salah satu sumber belajar.
"Jangan lupa, penekanan outdoor education lebih dari sekadar belajar tentang alam, walaupun belajar tentang alam lingkungan merupakan aspek penting dalam tradisi pendidikan di alam terbuka," pesan Wien.

Berdasar catatan, salah seorang pioneer dalam pendekatan proses belajar di alam terbuka adalah John Dewey (1938). Ia sudah memprediksikan bahwa di masa depan, sekolah merupakan sebuah miniatur masyarakat demokratis. Belajar dari pengalaman menjadi sebuah komponen penting dalam pendidikan.

Setelah Dewey, ada Kurt Hann (1941). Hann mendapat tawaran kerjaan dari Lawrence Holt -pengusaha kapal dagang. Holt punya masalah: kinerja antar-awak kapalnya rendah sekali, terutama soal kerja sama tim ini sangat kurang. Akhirnya, Kurt Hann menerima tawaran itu. Untuk mengatasi persoalan tadi, ia mengadaptasi konsep, outward bound.

Dalam konsep ini, Hahn mengembangkan sebuah program pelatihan fisik bagi para awak kapal sebagai medium mereka untuk belajar mematangkan diri dan mengenal lebih dalam tentang potensi diri mereka masing-masing. Konsep pelatihan tantangan Hahn pada intinya didasarkan atas perpaduan empat unsur, yakni: tempat, isi program, simulator, dan kegiatan berbasis petualangan. Metode pelatihan dengan memanfaatkan tantangan di alam terbuka oleh Hahn tersebut kemudian dikenal dengan outward bound dan kemudian menjalar ke berbagai penjuru dunia. Metode pelatihan tantangan di alam terbuka Hahn ditujukan sebagai katalis, sebagai medium perubahan dan membantu setiap peserta untuk lebih dapat menemukan pengenalan diri sendiri dan memahami orang lain. Akhirnya, seperti kita tahu, konsep pendidikan ini kemudian berkembang sejak tahun 1970-an di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia outward bound masuk lewat orang-orang yang punya kecintaan pada petualangan di alam bebas. Alat-alat yang dibutuhkan mengharuskan penyelenggara untuk memiliki latar belakang kemampuan teknis. Paling kentara adalah untuk mengeset alat.

Lagipula kalau kita lihat pada materi salah satu pendekatan belajar di luar ruang, adventure education (pendidikan petualangan), mengharuskan pihak operator mengadakan pembelajaran di alam terbuka. Malahan tak jarang mengambil tempat di daerah yang sulit, misalnya di hutan atau di gunung.

Di dalamnya, ada permainan macam navigasi darat dengan memakai peta-kompas atau rope salah courses (permaianan dengan memakai tali-tali), yang mana permainan ini sudah menjadi "makanan" para pehobi petualangan alam bebas di sini. Ternyata, konsep outward bound itu amat disukai di sini. Supaya gampang menyebut orang kita pun latah untuk mengucapkan outbond

MANFAAT OUT WARD BOUND




Yup belakangan ini, banyak perusahaan yang nggak segan-segan mengeluarkan dana ekstra untuk 'mengirim karyawannya ke tempat-tempat terpencil seperti ke daerah pegunungan. Buat rekreasi? Wah, jelas bukan. Tujuannya justru buat belajar. Tapi jangan ngebayangin bahwa belajarnya, tuh, dalam suasana formal, dengan sederetan kursi dan pengajar yang sibuk cuap-cuap di depan kelas.

Sebaliknya, metode yang digunakan malah fun banget. Lokasinya saja, biasanya berada diluar ruangan alias outdoor. Nggak heran, kalau metode belajar yang dilakukan juga lebih bersifat petualangan dan permainan. Bahkan seringkali ada peserta yang nggak sadar, bahwa mereka sebenarnya sedang 'dididik'. Kegiatan semacam ini punya banyak nama. Ada yang menyebutnya company outing, adventure education, motivation training, outbound, dan lainnya. Pasti pernah denger kan….
AwalnyaMenurut Iwan Riswandi, programmer dan intructor di Pelopor Adventure Camp, metode pelatihan dengan memanfaatkan tantangan dialam terbuka awalnya diperkernalkan pada tahun 1941 oleh Kurt Hahn, tokoh pendidikan berkebangsaan jerman. Saat itu, hahn prihatin melihat pelaut-pelaut muda (junior) di Inggris yang produktivitas maupun mentalnya kalah jauh dengan pelaut yang sudah senior. Bila kondisi tersebut terus dibiarkan, tentu efeknya kurang baik. Selain butuh waktu lama untuk 'menciptakan' pelaut andal, proses regenerasi akan berjalan lambat. Nah, untuk mengatasi persoalan tadi, Hahn membuat konsep outward bound. Dalam konsep ini, Hahn mengembangkan sebuah program pelatihan sebagai medium bagi pelaut junior agar mereka dapat belajar mengenali potensi diri masing-masing. Pelatihan dilakukan dengan memberi studi kasus dan simulasi atas berbagai permasalahan yang kerap terjadi pada kehidupan sehari-hari. Hasilnya? Kualitas SDM terbukti mengalami peningkatan.
Melihat kesuksesan tersebut, akhirnya konsep outward bound pun berkembang diseluruh dunia termasuk Indonesia. Di tahun 1990, pemegang lisensi Resmi outwrd Bound® International buka cabang disini, disusul dengan perusahaan-perusahaan lain yang menawarkan jasa serupa. Untuk memudahkan pelafalan, masyarakat kerap menyebutnya sebagai outbound.
Kenapa di luar ruangan"Meski nggak harus, mayoritas outbound memang dilakukan diruang terbuka. Karena metode yang digunakan pada outbound adalah experiential learning, yaitu belajar dari pengalaman. Metode ini akan lebih efektif kalau peserta langsung praktek. Pasalnya, retensi (masa daya ingat) akan lebih panjang disbanding kalau peserta sekadar belajar teori di dalam kelas. Sempitnya ruang kelas juga membatasi aktivitas," jelas Iwan.
Lagipula, menurut Salman M. Noer, konsultan Sal and Zhem Connection, pendekatan dengan aktivitas outdoor dianggap lebih bisa mengakomodasi metode pembelajaran orang dewasa (adult learning). Orang dewasa kurang menyukai suasana formal, karena hanya menghambat proses berpikir.
"Sebaliknya, orang dewasa justru akan mengalami kemajuan bila dihadapkan pada masalah-masalah nyata. Dengan begitu, kemampuan problem solving pun akan terasah. Suasana santai juga memungkinkan terciptanya ide-ide segar," ujar Salman. "Permainan yang disajikan dalam outbound memang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bukan hanya psikomotorik (fisik) peserta yang 'tersentuh' Tapi, juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir). Karenanya, perusahaan yang menyediakan jasa outbound biasanya memakai bantuan psikolog saat menyusun program dan kurikulum." Lanjut Iwan.
Segudang manfaatSekilas, outbound memang terkesan sebagai aktivitas santai-santai belaka. Gimana nggak? Abis aktivitasnya hanya berkutat diseputar permainan yang seru dan menyenangkan. Dilakukannya pun dalam suasana santai. Namun, jangan remehkan kegiatan satu ini. Soalnya, dibalik imej santai dan senang-senang, ada segudang manfaat outbound tuh.
Salah satunya, bisa mempererat kekompakan antar karyawan. tahu sendiri, hampir semua kegiatan outbound selalu dilakukan secara berkelompok. Untuk bisa menyelesaikan suatu tantangan, diperlukan banget, tuh, yang namanya kerja tim. Dengan terciptanya semangat kerjasama dan perasaan senasib sepenanggungan, maka solidaritas akan muncul dengan sendirinya. "outbound juga bisa menghilangkan gap antara karyawan lama dengan karyawan baru yang sering terjadi. Kalau senior beserta junior berada disatu tim, mau nggak mau mereka 'dipaksa' melakukan segalanya bersama-sama. Yang tadinya mungkin di kantor hanya sekedar tahu nama, setelah outbound mereka akan lebih akrab," jelas Salman.
Beragam tingkat kesulitan dalam permainan juga dapat membangun sikap pantang menyerah dan menumbuhkan rasa pede dalam diri peserta, terutama saat mereka berhasil menyelesaikan permainan. Keberanian dalam menghadapi tantangan dan mengambil resiko pun akan terbangun selama peserta mengikuti outbound.
"manfaat lainnya, outbound dapat mengasah kemampuan bersosialisasi. Pasalnya, saat bergabung dalam sebuah tim, peserta akan bertemu dan bekerjasama dengan orang-orang yang mungkin memiliki kepribadian berbeda dengan dirinya. Kondisi tersebut akan menjadikan peserta lebih menghargai perbedaan disekitarnya," jelas Salman.
Selain semua yang disebutkan diatas, masih banyak lagi manfaat mengikuti outbound, diantaranya :
Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain.
Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri.
Menumbuhkan empati.
Melahirkan semangat kompetisi yang sehat.
Meningkatkan jiwa kepemimpinan.
Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala
Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat.
Membangun rasa percaya diri.
Meningkatkan rasa kebutuhan akan pentingnya kerja tim untuk mencapai sasaran secara optimal
Investasi jangka panjang

PROGRAM OUT BOUND yang kami tawarkan

Program Pelatihan Prinsip dari program pelatihan outbound adalah pelatihan berbasis manajemen atau disebut Outdoor Based Management Training Programme. Program pelatihan tersebut meliputi:
1. Personal Development Training Programme Adalah program pelatihan pengokohan dan pengembangan karakter individu dengan menggunakan media alam bebas (outdoor) antara lain: Mental Toughness, haracter Building dan Achivement Motivation Training.

2. Team Development Training Programme Program pelatihan pengembangan kerjasama kelompok dengan menggunakan Media alam bebas (outdoor) antara lain: Team Work Skill dan Team Building.

3. Company Outing ProgrammeMerupakan sebuah acara liburan perusahaan untuk staf/karyawan. Program ini bermanfaat untuk mempererat hubungan sesama staf/karyawan tanpa melihat jenjang dan kepangkatan. Program ini bertujuan sebagai sarana refreshing setelah bekerja di kantor. Setelah melaksanakan kegiatan ini diharapkan dapat tercipta suasana kerja yang lebih baik, dapat meningkatkan kebersamaan dan kekompakkan antara karyawan.

4.Family Gathering Programme Adalah sebuah acara liburan yang diikuti oleh suami/istri, anak, atau kerabat dari keluarga besar perusahaan atau instansi. Program ini sangat bermanfaat untuk mempererat hubungan kekeluargaan antar peserta dan keluarga besar perusahaan/instansi. Sehingga diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif dalam nuansa kekeluargaan yang lebih baik dan mantap.

Kerangka Dasar Pelatihan
Pengarahan (Briefing).
Pemahaman akan misi (Mission Assesment)
Perencanaan (Planning)
Pelaksanaan Aktifitas (Action)
Refleksi Evaluasi (Evaluation).
Penyimpulan (Debriefing).

Aktifitas
Alam Bebas (outdoor) dengan dasar:
Permainan berstruktur.
Skenario yang beralur.
Aturan main, sangsi dan penghargaan (reward and punishment).
Penghitungan prestasi (scoring).